Kebencian Saya Terhadap Asing & Perubahan Nilai Tukar Rupiah


Bangsa Indonesia telah merdeka selama 70 tahun ini. Merupakan sebuah kebanggaan karena telah bisa mempertahankan kemerdekaan dengan kurun waktu yang cukup lama. Kita memiliki kebudayaan yang sangat begitu banyak, bahkan lebih daripada itu, lebih tepatnya adalah berlimpah. Benar? Itu merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dielak lagi. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentang dari ujung pulau Sabang sampai Merauke di pulau Papua. Kita memiliki banyak keuntunguan berdasarkan garis geografi, karena terletak diantara 2 benua dan juga 2 samudera, yaitu benua Asia & Australia serta samudera Pasifik & Hindia.





     Perjuangan yang begitu melelahkan yang dilakukan oleh para pahlawan bangsa Indonesia melawan begitu banyaknya gempuran penjajah. Artikel ini saya buat berdasarkan perasaan saya yang sudah menggebu dan membenci asing. Investor, investor, dan investor. Mengapa harus investor asing yang dimudahkan dan mempersulit investor dalam negeri? Merupakan sebuah keanehan langka yang jarang terjadi di negara luar. Saya rasa cuma bangsa Indonesia saja yang mengalami hal tersebut. Dan saya juga merasa sepertinya pemimpin kita ini terlalu takut dengan penguasa blok barat dan juga blok timur. Hutang adalah alasan dan kemungkinan besar dari faktor mengapa pemimpin bangsa ini terlalu takut terhadap bangsa asing. Semenjak masa reformasi pembangunan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintahan Alm. Soeharto, kita memiliki hutang yang sangat banyak dan besar. Dan juga anehnya dijaman Megawati yang menjual Indosat ke Singapura.

Pernahkah kalian berpikir mengenai turunnya jabatan kepemimpinan presiden di Indonesia? Coba kalian pikirkan siapa yang paling mulus turunnya jabatan presiden di Indonesia? Ya, benar. Beliau adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan mantan presiden ke-6 di Indonesia. Beliau adalah satu-satunya orang yang berhasil turun dari jabatannya dengan aman dan nyaman selama 10 tahun. Bapak Ir. Soekarno dikudeta dikarenakan adanya G30S-PKI dan Alm. Soeharto turun karena kehendak rakyat yang demo besar-besaran di gedung MPR-DPR pada tahun 1998 yang berusaha untuk menaikkan harga BBM. Keamanan bangsa Indonesia pada saat itu sangat memprihatinkan. Polisi bertemu mahasiswa langsung dihajar.

Dan oleh karena itu investor asing takut untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu diperparah karena kenaikan rupiah yang melonjak tajam, drastis, menggelegar, mencapai lebih dari Rp.15.000,00/USD. Merupakan sebuah hal yang sangat merugikan bagi bangsa Indonesia. Dan pada saat itu juga alhamdulillah bapak Soeharto menunjuk wakilnya, yaitu B.J Habibie sebagai gantinya pada saat itu. Keterpurukan ekonomi bangsa Indonesia kembali stabil bahkan lebih daripada perkiraan/praduga rakyat. BJ Habibie merupakan salah satu presiden yang saya hormati dan saya junjung kecerdasannya. Beliau berhasil menurunkan harga rupiah menjadi kurang lebih Rp.6.500,00-/USD 

          Dan pada saat itu pula para investor kembali datang ke Indonesia untuk menanamkan modal dan membawa kesejahteraan rakyat Indonesia. Tetapi sayangnya bangsa Indonesia tidak lama mendapatkan presiden seperti bapak BJ Habibie. Beliau turun dan digantikan oleh Gus Dur atau biasa disebut sebagai Abdurahman Wahid. Baiklah pemirsa, kita ungkap dengan cepat karena berhubungan waktu sudah malam.

Bangsa Indonesia kembali mengalami keterpurukan pada akhir-akhir pemerintahan bapak SBY. Rupiah melemah pada level Rp.12.700,00-/USD. Sebuah angka yang dapat dibilang tinggi. Dan pada pemerintahan Jokowi semakin diperburuk. Setelah Jokowi menjadi presiden, berbagai macam cara telah dilakukan untuk memberikan efek positif terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Rupiah sempat menyentuh level lebih dari 14 ribu per 1 U$ Dollar. Berbulan-bulan telah berlalu dan kini keadaan telah berubah menjadi lebih baik. Pada saat ini dollar telah mencapai Rp.13.513,55-/U$D. 

Dibalik kesenangan pasti ada hal yang saya tidak sukai. Kalau tidak salah ada satu menteri yang meminjam uang terhadap bank di Tiongkok sebesar 850 Trilliun beserta. Itu merupakan angka yang sangat besar dan saya bisa membeli 3 komplek perumahan besar beserta dengan tanahnya. Asing lagi, asing lagi. Serasa bangsa Indonesia ini telalu dibebani dengan perintah asing dan hidup dalam bayang-bayang asing. Jangan sampai kita tergantung terhadap asing lagi. Begitu juga dengan hadirnya puluhan ribu buruh yang di PHK. Saya sangat menyayangkan sikap bapak Jokowi beserta para menteri yang telah memberikan keuntungan bagi asing. Dan lebih kecewa lagi ketika saya mendapat kabar berita mengenai perpanjangan kontrak PT Freeport di Irian Jaya, Papua. Penambangan emas itu dapat memberikan efek yang bagus bagi perekonomian rakyat Papua, tetapi ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Kita hanya mendapatkan sedikit keuntungan daripada PENGHASILAN yang didapat oleh PT. Freeport. PT Freeport merupakan sebuah perusahaan asing yang berasal dari Amerika Serikat yang sejarahnya dimulai pada tahun 1988. Tadi saya lihat TV dan melihat bahwa kontrak Freeport diperpanjang sampai tahun 2021. 

Saya peringatkan lagi para pemimpin. Bahwa pada dasarnya penambangan tersebut sudah terlalu memeras kekayaan alam Papua. Rakyat Papua yang seharusnya mengolah SDA ditanahnya sendiri. Tapi nyatanya itu sangat berbeda. Rakyat Papua masih terlalu miskin, bahkan mereka masih sangat tradisional dan banyak dari mereka menganut dinamisme. Dan pada suatu acara pertemuan dengan para pengusaha di China, bapak Jokowi seakan-akan mempromosikan kekayaan bangsa Indonesia untuk dijadikan lahan investasi. Merupakan cara yang halal tapi saya tidak suka dengan keadaan asing di Indonesia. Seakan-akan ekonomi yang digagas bapak Presiden tentang Ekonomi Berdikari tidak bekerja. Kemarin saya nonton di TVOne mengenai ekonomi, penonton ada yang mengubah perkataan tersebut menjadi Berdikasing, berdiri di kaki asing.

Saya memang menyukai kenaikan atau penguatan rupiah terhadap dollar, tetapi pada dasarnya saya tidak menyukai dengan keberadaan dan perilaku asing yang saat ini sedang digalakkan investasi asing besar-besaran. Terlebih lagi pernah ada berita mengenai pekerja buruh Tiongkok mendapatkan job untuk bekerja di Indonesia dalam jumlah yang lumayan banyak! Dan juga kabarnya gajinya lebih tinggi daripada para buruh yang telah di PHK tadi. Indonesia ini kenapa sih? Orangnya kenapa sih? Kok kayaknya lebih takut kepada asing daripada Tuhan? Saya merasa malu sebagai bangsa Indonesia sekarang ini. Saya bangga dengan kebudayaan dan kekayaan serta keramahan rakyatnya, tapi saya tidak suka dengan perilaku pemimpinnya yang banyak KKN, dan juga malu & takut terhadap asing. Istilahnya kita menjadi tamu di negeri sendiri.

Jadi tolonglah wahai para pemimpin negeri, wahai wakil rakyat. Saya meminta keepada kalian untuk lebih mementingkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat daripada keuntungan asing. Saya tahu bahwa kita tidak sekaya mereka. Tapi jika tidak ada pribumi, maka kalian pun tidak akan lahir.


-Ahmad Khalif Aqil Syafiq

Komentar